Wednesday 2 April 2014

Then What Will be.. Will be lah!!

Memcoba tersenyum menyamarkan
mata bengkak setelah
berhari - hari menangis
Menuliskan pengalaman ini membuatku flashback kembali ke masa tersedih dalam hidupku dan kembali bercucuran airmata. Sungguh tidak mudah bagi kami berdua yang memang menantikan adek buat Althaf, Althaf sendiri juga sudah terbiasa cium - cium adek baby, apalagi buatku yang mengandungnya. Setiap helaan nafasku, setiap butiran airmataku untuknya. Saat terindah adalah saat bertemu dengannya, mendengarkan alunan detak jantungnya, tergelitik geli saat perutku kedutan akibat polahnya, bahkan saat mual muntah adalah saat yang kurindukan. Mungkin jika tak ada detak jantungnya mungkin lebih mudah buatku, tapi ini... mengakhiri buaian dalam rahimku membuatku tampak seperti ibu yang mengerikan. Apakah dia nanti akan kesakitan, ataukah justru ini akan mengakhiri kesakitannya?, mengingat air ketuban itu bersifat mengiritasi sehingga akan mengikis otaknya sedikit demi sedikit. Aku bersujud lama dalam sholat, memohon ampunanNya. Entah sudah berapa lama aku menangis .... seakan tak rela dipisahkan tapi kami harus kemungkinan terbesar yang terbaik. Kami menggali sebanyak mungkin informasi tentang menggugurkan karena alasan medis. Jika usia janin diatas 120 hari (4 bulan) berarti sudah ditiupkan rohnya dan jika digugurkan sama dengan membunuh nyawa seorang muslim (kec keadaan darurat mematikan ibu ada ulama yang membolehkan). Tetapi jika usia janin belum mencapai 4 bulan beberapa ulama berbeda pendapat, ada yang berpendapat boleh, makruh dan haram.
Jika aborsi dilakukan sebelum nafkhi ar-ruh, maka tentang hukumnya terdapat empat pendapat fuqaha`. Pertama, boleh (mubah) secara mutlak, tanpa harus ada alasan medis (`uzur); ini menurut ulama Zaidiyah, sekelompok ulama Hanafi –walaupun sebagian mereka membatasi dengan keharusan adanya alasan medis, sebagian ulama Syafi`i, serta sejumlah ulama Maliki dan Hanbali.Kedua, mubah karena adala alasan medis (`uzur) dan makruh jika tanpa `uzur; ini menurut ulama Hanafi dan sekelompok ulama Syafi`i. Ketiga, makruh secara mutlak; dan ini menurut sebagian ulama Maliki. Keempat, haram; ini menurut pendapat mu`tamad (yang dipedomani) oleh ulama Maliki dan sejalan dengan mazhab Zahiri yang mengharamkan `azl (coitus interruptus); hal itu disebabkan telah adanya kehidupan pada janin yang memungkinkannya tumbuh berkembang.

Terus terang kami berdua gamang... tapi dr Oni Khonsa bener-bener strongly recommend untuk segera dikeluarkan mengingat riwayat lahiran Althaf dulu yang sectio, detak jantung melemah, panas tinggi dan trombosit turun. 

Untuk minta pendapat dokter lain, aku sudah terlalu letih untuk memulai dari awal. Dan dokter Oni inilah yang mengerti riwayat kehamilanku dulu.
Setelah menenangkan diri, sholat istikharah dan bermain dengan Althaf, kami memutuskan untuk melahirkan (rasanya sungguh kejam kalau disebut aborsi hiks)  di usia kehamilan menjelang 13 minggu. Apakah ini keputusan terbaik ? Wallahu'alam bisshowab.... Saat itu kami bilang ke Althaf kalo dedek baby nya sakit, jadi Ayah dan Bunda harus ke rumah sakit, Althafnya sama mbak di rumah saja ya... dan Althaf pun menciumi perutku sebagai tanda sayang terakhir untuk adeknya :(
Kami pilih hari minggu siang mulai menginap di RS karena Senin besoknya pas tanggal merah kami khawatir dokternya cuti/ libur. 
Sebelumnya kami sudah berdiskusi dengan dokter Oni, bahwa lahiran secara normal dengan harapan janin akan keluar utuh bersama ari-arinya, karena aku ingin yang terbaik buat anakku. Induksi dilakukan via oral tiap 6 jam sekali, setelah 24 jam tidak ada tanda-tanda, induksi dipercepat tiap 4 jam masih via oral. Sudah 48 jam berlalu dan tidak ada tanda-tanda akhirnya dipasang lamineria dimulut rahim untuk "mendongkrak" mulut rahim. Induksi memang dilakukan perlahan karena aku punya bekas sectio. Induksi ini akan mencari "jalan keluar" sehingga harus diarahkan, jika tidak maka akan mencari jalan di jaringan yang rapuh yaitu bekas sectio. Jadi musti sabaaar ... Pada hari ke-3 lamineria di lepas dan di USG sudah mengarah pada jalur yang benar, maka induksi dipercepat via oral dan vagina. Malam harinya mules -mules hebat dimulai sekitar pukul 10 malam. Jam 12 malam aku turun ke ruang observasi karena mules teratur per 5 menit. Tiap terjadi kontraksi aku remas tangan Maspoer kuat - kuat, Ya Allah... sakiiiiiit banget .... Maspoer menemani dengan lantunan ayat suci AlQuran, sementara aku mengalihkan sakit dengan berdzikir dan memohon ampunan Allah SWT. mendekati jam 5 pagi aku sudah benar tidak kuat, badanku lemas sekali akhirnya aku musti diinfus. Meskipun induksi sudah permenit tapi dicek tidak ada bukaan sedikitpun. Aku mulai menangis menahan sakit, Maspoer dan Bidan Ika menyemangatiku "sabar... sabar..." dan "tiup... tiup..." Duh... rasanya pengen aku tabokin aja mereka berdua, asli sakit banget ....aku sudah ingin menyerah saat aku rasanya ada yang meletus dan mengalir membasahi kakiku.... ternyata air ketubanku pecah! Bidan satunya sibuk telepon Dokter, akhirnya induksiku ditambah disuntikan via infus karena janin masih di mulut rahim. Dan induksi via infus itu... syaithonirrojiiim sekali. Sakit banget sampai aku pukul - pukul tiang infusnya. Alunan Ayat suci Maspoer berganti dari handphone karena Maspoer berusaha menenangkan aku. Beberapa kali kurasakan darah mengalir ... aku menangis .. saat itu aku merasakan kematian dekaaat sekali denganku, beberapa kali kuteriakkan Allahu Akbar... Asthagfirullah... Bidan tergopoh-gopoh menginformasikan bahwa aku harus segera dikuretase, dokter Oni sendiri lagi dijalan sebentar lagi sampai, bidan sibuk menelepon dokter anestesi. Akupun dipindah ke ruang bersalin, saat itu aku rasakan darah lagi mengalir, bidan Ika menyemangati aku untuk push mengeden supaya anakku keluar dan Alhamdulillah ya Rabb...anakku akhirnya keluar tapi ternyata ari - arinya masih didalam, sehingga aku masih harus dikuretase saat itu juga. Dokter Oni akhirnya sampai bersama dengan dokter anestesi, beliau bertanya 
Dr Oni : Irmia.... inget gambar skala sakit di kamar? dari skala 1 sd 10 sakitmu skala berapa?
Aku :  sebelas dokter... sebelas!!!! 
Dr Oni : kan sudah lahiran... sekarang kok.. sekarang sakitnya skala berapa?
Aku : delapan deh dok..
Dr Oni : Oke sekarang tenang bayangkan sedang di pantai...
Aku : Gak mau dok... mall aja di mall ajah !
Dr Oni : oke oke di mall deh...sekarang kita kuretase dulu ya supaya bersih, jadi dibius total
Aku : Nanti saya bangun lagi enggak dok ?
Dr Anestesi : haishaaah... nggak usah mikir yg enggak2 , tenang... tenang...
Aku : Bismillahirrahmanirrahiiim....... *terus cium tangan Maspoer sambil minta maaf
......................................................................................................................................................

Aku lihat jam samar - samar menunjukkan angka 10, noleh di sebelah kanan ada Maspoer. Rasanya masih pening, masih nguantuk.... tapi ada rasa lain yang mendesak aku haus banget, tapi sama bidan tidak diperbolehkan dulu.... 
Ketika ditanya apakah mau kembali ke kamar? aku bilang aku pengen segera pulang, sudah 3 hari aku tidak bersama Althaf, rasanya kangen banget. 
Tiba - tiba aku mual banget, padahal masih posisi tiduran, akhirnya muntah cairan kuning mungkin cairan lambung atau ini efek anestesi ? entahlah...
Beberapa saat setelah aku 100% sadar dan berganti pakaian.... tiba - tiba aku tersadar pula kalau aku telah kehilangan buah hatiku.... peristiwa semalem kembali berputar seperti thriller film, aku kembali tergugu menangis.....  rasa bersalah, sakit, trauma, sedih karena kehilangan campur aduk tak keruan. Ya Allah... ampunilah hambamu ini ya Allah... aku berusaha berdzikir supaya lebih tenang, namun airmata tak kunjung berhenti mengalir.... sampai akhirnya Maspoer datang dan berkata.... Ayo kita pulang ke rumah, Bunda....

Aku menuliskan ini untuk mengenang anakku ke-2 yang saat ini sudah terbaring tenang di halaman rumah di dekat bunga krisan warna kuning, anakku sayang.... engkau adalah bagian dari keluarga kami, maafkan Ayah dan Bunda ya nak.... percayalah kami dan kakak Althaf sangaaaat menyanyangimu. Sekarang kamu tenang di sana ya sayang, Insha Allah kelak kita semua berkumpul di surgaNya Amiin.....

Note : aku ingin menamakan dia Aldrian Syahreza Purnomo, yup bener dia cowok yang ganteng.
Eh tapi Maspoer belum setuju,  well nama Althaf aja dia perlu mikir 9 bulan 40 hari kok... cape deh :(





1 comment:

  1. Mba,, sudah hamil lagi belum setelah sebelumnya mengandung bayi anencephal? Persiapan apa saja yang dilakukan?

    ReplyDelete