Thursday 20 March 2014

Trimester 1 (11-12 Weeks) Berita Yang Men-jedar-kan Jiwa dan Raga

2 kali periksa dokter selalu dapat kabar yg cetar membahenol, bikin maleees banget ke dokter. Tapi karena weekend ini mau jalan - jalan naek pesawat, yaweslah periksa ke dokter sekalian minta surat dokter. Untuk kali ini nyobain pakai fasilitas kantor, periksa ke RS rujukan, gw pilih RS Jakarta biar searah ma pulang. Dokternya gak pakai pilih2 lah pokoknya yang ada, eh ternyata dokternya tuwiiir senior bgt, liat monitor USG aja maju mundur, tiba - tiba raut mukanya heran dan bergumam " kok kepalanya kecil ya?" jantung gw mak glodak kaget dan bertubi - tubi nanya kenapa dok? kenapa dok?
Dokternya cuman mesem *aseeem. trus nulis nulis jawaban di surat rujukan dari Kantor dan nulis resep Obimin (yang ditolak apotekernya karena tidak termasuk dalam daftar obat telkom , dhueeeng) serta menganjurkan gw test Toxo, karena gw suspect kena toxo. Woalah Gusti paringono mboiz sabar, ada apa lagi ini? Setelah berusaha menenangkan diri di toilet segera cabut ke Lab, ternyata sama petugas lab nya dianjurkan ke kantor dulu minta rujukan periksa lab, karena surat rujukan yg gw bawa cuman untuk konsul Obgyn. Oh may..... rempong banget sih nih urusan :( Akhirnya gw mutusin bayar sendiri ajah, abis test toxo musti nunggu 3-4 hari untuk ambil hasilnya. Duh rasanya gak kuat nunggu selama itu, segera nelpon RSIA Tambak untuk daftar konsul dr Oni. Sebebenar kalo hari Rabu dokter Oni Khonsa cuman mbatesin 20 pasien aja dan hari ini sudah full, terpaksa aku nangis - nangis minta tolong ke mbak resepsionisnya. Alhamdulillah... mbak nya kasihan mau nginsert aku asalkan saat itu juga aku cabut ke RSIA Tambak. Sepanjang jalan aku terus nangis sambil berdzikir, rasanya saat itu adalah perjalanan terlama.... apalagi mas pur belum bisa keluar kantor karena emang jam kantor belum selesai. Gw bertekad musti kuat demi debay ini *sambil elus elus perut yang mulai buncit. Begitu di hadapan dr Oni Khonsa, langsung rontok semua tangisan, dokter berusaha menenangkan dan berjanji akan melihat USG dengan teliti. Dan ternyata.... dokter Oni pun membawa kabar buruk,"Irmia... sepertinya saya musti bilang bahwa memang ada kelainan di kepalanya bla bla bla..." kata - kata yang lain mulai samar - samar aku dengar, terganti dengan isakan merana. 
Dari USG di atas terlihat kalau tidak terbentuk tempurung kepala. Dr Oni megang tangan gw dan berkata "semoga saya salah melihat, 1 minggu lagi second opinion ke kolega saya ya, 1 minggu lagi sdh kelihatan dengan jelas"
Gw terbata - bata bertanya "Apakah ada cara untuk catch up Dok, saya mau diapain aja, disuntik kek, minum segambreng obat kek, di opname kek?"
Dokter Oni menghela napas bentar " Ini bukan masalah berat badan yang bisa di catch up, ini adalah defect organ dimana prosesnya dimulai sejak fetus"
Gw gak bisa ngomong lagi cuman bisa nangis - nangis...."Irmia, hanya Allah lah yang Maha pemberi termasuk memberi kesempurnaan untuk anakmu, jadi yang bisa kamu lakukan adalah minta sama Allah, pasrah dan berserah diri..."
Gw tergugu sesaat nggak ngerti mau bilang apa lagi, semua seperti mimpi buruk
Setelah menenangkan diri sesaat, aku nelpon MasPoer. Kalimat2 yang awalnya sudah kutata, berantakan semua.. aku nelpon sambil nangis-nangis gak keruan hiks :(
Saat sholat maghrib di RS, aku bersimpuh selama mungkin memanjatkan semua doa yang aku ingat, sepertinya termasuk doa mau makan ...:) 
Well, aku harus optimis, jika Allah menghendaki pasti apapun bisa terjadi. Mana keesokan paginya musti meeting di kantor customer di cengkareng sono, kan gak lucu kalo mataku sembab mbendhul, akhirnya besok aku pakai kacamata mulu dari awal mpe pulang, ya! saat itu aku memutuskan untuk tetap menjalani kehamilan ini dengan happy demi anakku ...dan ya!harapan itu masih ada di benakku.

0 comments:

Post a Comment